The Basic Principles Of gubuk judi

Sang kepala penjaga sibuk mengelus-elus kumis panjangnya, matanya tidak fokus seperti sedang mengingat sesuatu. Ia pun mengangguk setelah beberapa detik berlalu.

Anak kecil bermata biru itu justru semakin panik dibuatnya setelah berhasil mendekat ke pria perak di sampingnya. Sempat berkali-kali ia hendak berteriak begitu sesuatu yang putih dan tipis melesat begitu saja di hadapannya, sosok putih itu mengeluarkan suara cekikikan yang mengerikan setiap kali ia berseliwur di sekitarnya.

Jika Cloud memperhatikan lebih depth, ia bisa melihat ada lubang besar di dinding gua bagian kanan akibat terjangan peledak Yypo yang bekerja… sepertinya tidak seharusnya. Pria itu benar-benar serampangan.

Ia pun segera mencabut sehelai bulu dari sayapnya dan menyerahkannya di atas telapak tangan Cloud yang terbuka. Entah mengapa, entah perasaan apa yang ia rasakan, ia merasa /perlu/ untuk menolongnya—jika anak ini ditinggal begitu saja, ia pasti akan mati.

'Sephiroth?' Tanya Rufus dalam hati. 'Tapi rasanya tidak mungkin jika dilihat dari situasi dan kondisi yang semestinya terjadi! Dan dari suaranya terdengar dari arah...'

Sephiroth hanya mendengus kesal. Ia tidak suka diancam oleh makhluk yang posisinya jauh lebih lemah darinya. “Aku yang /akan/ mengubah ramalan itu.

Vampir memang memiliki place khusus di teritorial manusia sebagai iblis peranakan terhormat karena seharusnya jika perjanjian aliansi itu masih ditinggikan keberadaannya, mereka tentu saja berkewajiban untuk membantu umat manusia.

Kapak hitam berkarat menghempas kepala monster laba-laba yang hendak menerkamnya dari atas. Makhluk merah bermata delapan, berbulu cambuk itu terlempar turun dari atas langit-langit gua, luka sabetan senjata sebelumnya membelah sebagian lapisan tengkorak yang menjadi rangka kepala iblis peranakan kecil itu.

Cloud tanpa banyak pikir segera meraih punggungnya—hanya mendapatkan tangan hampa. Ia pun baru ingat kalau ia tidak membawa senjata. Belum sempat lebih tepatnya.

Zack berdehem dan perlahan merilekskan pegangannya atas Cloud—menyadari Cloud sudah tidak dalam tahap in excess of-emosi. "Rufus, sebaiknya kau ikuti apa yang disarankan Cloud."

Cloud website mengaduh ketika tidak sengaja terpeleset di ruang lobi. Ia terlalu sibuk berpikir hingga melupakan hal yang satu ini.

"Siapa kau?" Tanya si wanita siluman, wajah cantiknya berubah rupa menjadi makhluk bertaring hitam panjang untuk memberi kesan intimidasi lebih mendalam.

Rufus mengangguk tanda mengerti apa yang Zack maksudkan, sementara para prajurit seolah tidak memasang perhatian pada mereka bertiga—mereka sepertinya mengerti ini urusan pribadi. “Kita harus menyampaikan ini pada raja kalau begitu. /Hari ini juga/.” Perintahnya.

Memang terlihat luka sebelumnya mulai mengering. Namun yang terpenting…sudah diobati. Cloud pun akhirnya menarik nafas panjang dan menetralkan perasaan tidak nyaman yang melandanya semenjak pertama kali menyadari bahwa ia telah ditolong orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *